Analisis Kebudayaan | E-Jurnal Tentang Agama Tradisional Suku Dayak


E-Jurnal Tentang Agama Tradisional Suku Dayak

Tulisan Ini membahas tentang Aspek Kehidupan Masyarakat Suku Dayak


E-Jurnal Ini membahas tentang Konflik yang terjadi antara Dayak dan Madura di kalimantan tengah, dan E-Jurnal ini ingin menyelidiki masalah dan mencari tau solusi yang dapat ditempuhnya.
Ditulis Oleh "Ruslikan"
Berjumlah 12 halaman

Tulisan ini mencoba menguak stereotip-stereotip tersebut berikut berbagai perilaku sosial salah satu etnik yang dianggap tak lazim danmengganggu oleh kelompok etniklainnya. Fenomena tersebut diltakkan sebagai bagian penting dari akar masalah dalam konflik berkepanjangan antara etnis Dayak dengan etnik Madura di Kalteng khususnya dan di Kalimantan umumnya. Pada bagian akhir, tulisan ini juga mencoba mengajukan beberapa tawaran alternatif dalam menyelesaikan konflik etnik
di Kalteng, terutama dalam hubungan antara etnik Dayak dan Madura.


MAKALAH INI MEMBAHAS TENTANG


EKSISTENSI HAK ULAYAT ATAS TANAH SUKU DAYAK TUNJUNG BENUAQ DI KABUPATEN KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 JUNCTOPMNA/KBPN NOMOR 5 TAHUN 1999



E-JURNAL INI MEMBAHAS TENTANG DEKONSTRUKSI NGAYAU PADA SUKU DAYAK NGAJU KALIMANTAN TENGAH
DITULIS OLEH : "Euneke, Titis Srimuda Pitana, Slamet Subiyantoro"
BERJUMLAH 16 HALAMAN

Tidak semua suku Dayak di Kalimantan menerapkan tradisi ngayau. Seperti halnya Suku Dayak Maanyan dan Suku Dayak Meratus, dalam adat mereka tidak ada istilah ngayau, namun berdasarkan cerita para tetuha adat mereka, ketika terjadi perang waktu dulu para ksatria-ksatria Dayak Maanyan dan Dayak Meratus pada saat berperang pimpinan musuh yang dijadikan target sasaran mereka. Apabila kepala pimpinannya berhasil mereka penggal, maka para prajuritnya akan segera bertekuk lutut. Kepala pimpinan musuh tersebut bukan sebagai pelengkap ritual- ritual adat sebagaimana yang dilakukan suku Dayak Kenyah, Iban dan Ngaju, kepala tersebut tetap dikuburkan bersama badannya. Meskipun suku Dayak Meratus dan Maanyan tidak menerapkan tradisi ngayau dalam adat mereka, namun mereka tetap berpendapat bahwa kepala manusia memiliki arti penting yaitu kepala bagian yang paling atas (tinggi) di tubuh manusia dan memiliki simbol status seseorang.



E-JURNAL INI MEMBAHAS TENTANG PRAKTIK BUDAYA DAN KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS PADA SUKU DAYAK SANGGAU, TAHUN 2006
DITULIS OLEH "Edy Suprabowo"
BERJUMLAH 10 HALAMAN

Jurnal ini membahas tentang budaya melahirkan pada suku dayak sanggau yang di sini kasus kematiannya sangat tinggi, yaitu dari 100.000 ibu yang melahirkan, sekitar 442 orang meninggal. kelahiran hidup berada di atas angka rata-rata dunia tersebut Tujuan umum penelitian ini untuk mengidentifikasi dan menganalisa praktek budaya masyarakat Suku Dayak Sanggau yang berpengaruh terhadap kehamilan, kelahiran, dan nifas. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, pengambilan data dilakukan dengan metoda wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah, dan observasi. Analisis yang digunakan adalah analisi tema. Penelitian diadakan di wilayah kerja Puskesmas Sanggau pada bulan Mei 2006. dengan informan ibu hamil, ibu nifas, bidan kampung dan ketua adat, dan ibu usia subur.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Kebudayaan | Agama Tradisional Suku Toraja

Analisis Kebudayaan | E-Jurnal Tentang Suku Toraja

Analisis Kebudayaan | Agama Tradisional suku Naulu